Karya sastra dapat didefinisikan sebagai bentuk cerminan dan cita-cita masyarakat tertentu. Hal itu terlihat dari gambaran karya sastra yang memperlihatkan kehidupan yang telah atau sedang terjadi, bahkan masa depan yang diharapkan oleh masyarakat.
Kehadiran karya sastra di tengah-tengah masyarakat juga diterima sebagai salah satu realitas sosial budaya (Semi, 1990:1).
Strukturalisme genetik merupakan salah satu metode penelitian sastra yang populer digunakan dalam menganalisis karya sastra baik novel, cerpen, maupun puisi.
Teori ini merupakan salah satu cabang sosiologi sastra yang memadukan antara struktur teks, konteks sosial, dan pandangan dunia pengarang (Yasa, 2012:28).
Strukturalisme genetik ditemukan oleh Lucien Goldmann, seorang filsuf dan sosiolog Rumania-Perancis. Teori tersebut dikemukakan dalam bukunya yang berjudul The Hidden God: A study of Tragic Vision in the Penses of Pascal and the Tragedies of Racine, dalam bahasa Perancis terbit pertama kali tahun 1956. Strukturalisme genetik menurut Endraswara (2003:55)
Menurut Ratna (2004:123), strukturalisme genetik adalah analisis struktur dengan memberikan perhatian pada asal-usul karya sastra.
Strukturalisme genetik sekaligus memberikan perhatian terhadap analisis instrinsik dan ekstrinsik.
Meskipun demikian, sebagai teori yang telah teruji validitasnya, strukturalisme genetik masih ditopang oleh beberapa konsep terbaru yang tidak dimiliki oleh teori sosial lain, misalnya: simetri atau homologi, kelas-kelas sosial, subjek transindividual, dan pandangan dunia.
Definis lain dikemukan oleh Rosyidi dkk (2010:201) yang menyatakan bahwa strukturalisme genetik adalah suatu metode penelitian sastra yang menekankan hubungan antara karya sastra dengan lingkungan sosialnya.