Sebuah Kenangan, Kisah Gus Dur Manusia “Setengah Dewa” di PRD

- Rabu, 25 Januari 2023 | 20:00 WIB
Sebuah Kenangan, Kisah Gus Dur Manusia “Setengah Dewa” di PRD
Sebuah Kenangan, Kisah Gus Dur Manusia “Setengah Dewa” di PRD

NONGKRONG.CO - Sewaktu muda di tahun 1990-an, saya beruntung diajak Marsilam Simanjuntak untuk menghadiri diskusi Forum Demokrasi (Fordem) di Gondangdia yang juga kantor Gugus Riset Untuk Perubahan (GRUP).

Berapa anak muda lain yang hadir di antaranya Rachland Nashidik dari Yayasan Pijar, Deni Ahmad Salman, dan Rocky Gerung.

Di Gondangdia itulah saya pertama kali melihat Gus Dur secara langsung. Saya merasa seperti fans ketemu idola, seorang manusia “setengah dewa”.

Perubahan suasana terjadi saat Gus Dur masuk. Suasana serius membicarakan politik langsung menjadi cair. Setelah Gus Dur datang, biasanya makan malam dimulai sebelum diskusi.

Sering kali menu makan malam kami adalah bakmi terkenal yang dibeli di sekitar Pasar Senen. Gus Dur mengambil piring dan bakmi, lalu mulai makan dengan lahap.

Baca Juga: Twibbon Hari Pers Nasional 2023: 12 Link Hari Pers Nasional 2023 untuk Merayakan Hari Pers Nasional 2023

Rocky Gerung yang berani berkomentar mencandai Gus Dur. "Gus, itu bakmi mungkin dimasak pakai minyak babi. Apa enggak haram, Gus?"

Sambil terus makan bakmi, Gus Dur menjawab candaan Rocky Gerung, "Babinya sudah disunat, sudah enggak haram lagi." Tawa langsung pecah dalam ruangan kecil di Fordem.

Itulah ucapan dari Gus Dur langsung yang pertama kali saya dengar. Bukan analisis politik serius, tapi candaan manusia “setengah dewa”.

Sejak itu, saya mulai akrab dengan sifat humoris Gus Dur. Selanjutnya, diskusi dibuka oleh Marsilam sebagai tuan rumah. Lalu para hadirin memberi berbagai komentar, termasuk Gus Dur.

Dalam diskusi Fordem, Gus Dur tampak paling santai dan sering terlihat seolah-olah tertidur. Namun, dia bisa mendadak terbangun dan memberi pendapat yang tajam tentang topik diskusi.

Baca Juga: Twibbon HUT Gerindra ke 15 2023: 8 Link Twibbon HUT Gerindra ke 15 2023, Prabowo For Indonesias President 2024

Pendapat Gus Dur selalu saya perhatikan secara serius. Lalu Gus Dur seperti melanjutkan tidurnya.

Kemudian terjadilah peristiwa Kerusuhan 27 juli 1996 yang direkayasa rezim Soeharto. Saya dan kawan-kawan dari Partai Rakyat Demokratik (PRD) dinyatakan sebagai pelaku utama.

Halaman:

Editor: Noor Wahid Al-Mutakassirah

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Begini Sejarah Singkat Takjil di Indonesia

Senin, 27 Maret 2023 | 19:45 WIB

Kartu Tarot: Pengertian, Sejarah, dan Arti

Minggu, 26 Maret 2023 | 19:19 WIB
X