Menelisik Dinasti Shang dalam Peradaban Tiongkok Kuno

- Minggu, 22 Januari 2023 | 19:00 WIB
Poster Imlek 2023: 12 Link Download Poster Tahun Baru Cina 2023, Menuju Tahun Kelinci Keberuntungan! (Tangkapan layar laman)
Poster Imlek 2023: 12 Link Download Poster Tahun Baru Cina 2023, Menuju Tahun Kelinci Keberuntungan! (Tangkapan layar laman)

 

NONGKRONG.CO - Ribuan tahun yang lalu, manusia memulai peradabannya di berbagai belahan dunia. Salah satu peradaban tertua yang eksis di bumi Asia terjadi di wilayah Tiongkok, lebih dari 3 milenium yang lalu. 

Peradaban Tiongkok Kuno dikenal juga sebagai peradaban Lembah Sungai Kuning atau Hwang Ho atau Hwang He. Warna kuning yang dihasilkan oleh Sungai Hwang Ho berasal dari lumpur kuning yang dibawa di sepanjang alirannya. 

Hulu sungai ini adalah Pegunungan Kwen-Lun yang terdapat di Tibet, kemudian mengalir melewati Pegunungan Tiongkok utara, hingga akhirnya membentuk dataran rendah dan mencapai hilirnya di Teluk Tsii-Li, Laut Kuning. 

Seperti halnya peradaban kuno Mesopotamia yang mengandalkan Sungai Eufrat dan Tigris dan peradaban kuno Mesir yang mengandalkan Sungai Nil untuk membangun kehidupan, masyarakat kuno Tiongkok pun mengandalkan sungai sebagai sumber kehidupan, yang dalam hal ini mereka mengandalkan Sungai Kuning. 

Perkembangan peradaban Kuno Tiongkok dimulai sejak sekitar 1600 tahun SM, saat Tiongkok diperintah oleh sebuah dinasti bernama Dinasti Shang. Dinasti Shang memang bukan merupakan dinasti pertama di Tiongkok. Tapi, sejak Dinasti Shang berkuasa, perkembangan kebudayaan, pemerintahan, serta kehidupan masyarakat secara umum mulai menunjukkan kemajuan yang cukup signifikan. 

Baca Juga: Sejarah Imlek, Tahun Baru Cina yang Akan Jatuh di Tahun Ini Pada Minggu 22 Januari 2023 Dengan Shio Kelinci

Dinasti Shang berpusat di Lembang Sungai Hwang Ho, yang saat ini letaknya berdekatan dengan Kota Anyang.

Salah satu bukti peradaban dari dinasti ini adalah kemajuannya dalam penggunaan perunggu, yang terlihat dari artefak perunggu berupa guci, kereta perang, serta senjata. Pada masa Dinasti Shang, masyarakatnya juga sudah mampu membuat kain sutra (yang kemudian menjadi salah satu komoditas perdagangan di masa lampau), serta berhasil menggunakan sistem tulisan yang rumit.

Selain itu, di situs Anyang ditemukan berbagai peninggalan artefak yang cukup unik dan menandakan bahwa peradaban ini sudah mengenal spiritualitas yang tinggi. Contohnya seperti penemuan tulang ramalan atau oracle bones. Tulang ini berasal dari tulang belikat sapi jantan dan tempurung kura-kura atau penyu yang berisi tulisan. 

Berdasarkan hasil analisis, kemungkinan besar masyarakat Dinasti Shang memiliki kebiasaan mengikuti ritual dengan para pemimpin agama untuk meminta nasihat tentang berbagai hal yang menjadi masalah dalam hidup mereka, termasuk menanyakan tentang masa depan. 

Sejarah mencatat, Dinasti Shang pernah diperintah oleh 31 raja, dimulai dari Raja Tang hingga Raja Zhou. Secara garis besar, pemerintahan Dinasti Shang bersifat feodal, yang mana pemerintahan pasti dijalankan oleh kaum bangsawan, dan kemudian diikuti oleh dinasti setelahnya, yaitu Dinasti Zhou. 

Baca Juga: Hubungan antara Kertanegara, Kublai Khan, dan Raden Wijaya: Kisah 3 Kerjaan Kuno di Asia

Dalam menjalankan pemerintahan, raja dianggap sebagai wakil para dewa, atau dikenal dengan istilah dewa-raja. Konsep dewa-raja sendiri memiliki kemiripan seperti yang dianut oleh kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha pada masa Indonesia Kuno.

Halaman:

Editor: Noor Wahid Al-Mutakassirah

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Begini Sejarah Singkat Takjil di Indonesia

Senin, 27 Maret 2023 | 19:45 WIB

Kartu Tarot: Pengertian, Sejarah, dan Arti

Minggu, 26 Maret 2023 | 19:19 WIB
X