NONGKRONG.CO - Ribuan tahun yang lalu, manusia memulai peradabannya di berbagai belahan dunia. Salah satu peradaban tertua yang eksis di bumi Asia terjadi di wilayah Tiongkok, lebih dari 3 milenium yang lalu.
Peradaban Tiongkok Kuno dikenal juga sebagai peradaban Lembah Sungai Kuning atau Hwang Ho atau Hwang He. Warna kuning yang dihasilkan oleh Sungai Hwang Ho berasal dari lumpur kuning yang dibawa di sepanjang alirannya.
Hulu sungai ini adalah Pegunungan Kwen-Lun yang terdapat di Tibet, kemudian mengalir melewati Pegunungan Tiongkok utara, hingga akhirnya membentuk dataran rendah dan mencapai hilirnya di Teluk Tsii-Li, Laut Kuning.
Seperti halnya peradaban kuno Mesopotamia yang mengandalkan Sungai Eufrat dan Tigris dan peradaban kuno Mesir yang mengandalkan Sungai Nil untuk membangun kehidupan, masyarakat kuno Tiongkok pun mengandalkan sungai sebagai sumber kehidupan, yang dalam hal ini mereka mengandalkan Sungai Kuning.
Perkembangan peradaban Kuno Tiongkok dimulai sejak sekitar 1600 tahun SM, saat Tiongkok diperintah oleh sebuah dinasti bernama Dinasti Shang. Dinasti Shang memang bukan merupakan dinasti pertama di Tiongkok. Tapi, sejak Dinasti Shang berkuasa, perkembangan kebudayaan, pemerintahan, serta kehidupan masyarakat secara umum mulai menunjukkan kemajuan yang cukup signifikan.
Dinasti Shang berpusat di Lembang Sungai Hwang Ho, yang saat ini letaknya berdekatan dengan Kota Anyang.
Salah satu bukti peradaban dari dinasti ini adalah kemajuannya dalam penggunaan perunggu, yang terlihat dari artefak perunggu berupa guci, kereta perang, serta senjata. Pada masa Dinasti Shang, masyarakatnya juga sudah mampu membuat kain sutra (yang kemudian menjadi salah satu komoditas perdagangan di masa lampau), serta berhasil menggunakan sistem tulisan yang rumit.
Selain itu, di situs Anyang ditemukan berbagai peninggalan artefak yang cukup unik dan menandakan bahwa peradaban ini sudah mengenal spiritualitas yang tinggi. Contohnya seperti penemuan tulang ramalan atau oracle bones. Tulang ini berasal dari tulang belikat sapi jantan dan tempurung kura-kura atau penyu yang berisi tulisan.
Berdasarkan hasil analisis, kemungkinan besar masyarakat Dinasti Shang memiliki kebiasaan mengikuti ritual dengan para pemimpin agama untuk meminta nasihat tentang berbagai hal yang menjadi masalah dalam hidup mereka, termasuk menanyakan tentang masa depan.
Sejarah mencatat, Dinasti Shang pernah diperintah oleh 31 raja, dimulai dari Raja Tang hingga Raja Zhou. Secara garis besar, pemerintahan Dinasti Shang bersifat feodal, yang mana pemerintahan pasti dijalankan oleh kaum bangsawan, dan kemudian diikuti oleh dinasti setelahnya, yaitu Dinasti Zhou.
Baca Juga: Hubungan antara Kertanegara, Kublai Khan, dan Raden Wijaya: Kisah 3 Kerjaan Kuno di Asia
Dalam menjalankan pemerintahan, raja dianggap sebagai wakil para dewa, atau dikenal dengan istilah dewa-raja. Konsep dewa-raja sendiri memiliki kemiripan seperti yang dianut oleh kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha pada masa Indonesia Kuno.
Artikel Terkait
Hubungan antara Kertanegara, Kublai Khan, dan Raden Wijaya: Kisah 3 Kerjaan Kuno di Asia
Sejarah Imlek, Tahun Baru Cina yang Akan Jatuh di Tahun Ini Pada Minggu 22 Januari 2023 Dengan Shio Kelinci
8 Resep Makanan Khas Perayaan Imlek yang Dapat Anda Masak
Imlek 2023: Ramalan Cuaca Imlek 2023, Akanlah Imlek 2023 Turun Hujan yang Bikin Keberuntungan Untukmu?
Imlek 2023: Barongsai dan Imlek 2023, Apa Makna Simbol Barongsai?
Imlek 2023: Imlek 2023 dan Kue Bulan, camilan Khas Imlek 2023
Imlek 2023: Imlek 2023, Angpao dan 4 Shio Kaya di Imlek 2023
Imlek 2023: Kue Keranjang, Serba Serbi Kue Keranjang saat Imlek 2023
Imlek dan Gus Dur: Makanan Imlek Kesukaan Gus Dur
Rayakan Imlek Dengan Menu Dari Resep Spesial Ini: Resep Mie Panjang Umur