NONGKRONG.CO - Dalam Perang Dunia I, Inggris dan Prancis merupakan sobat aliansi yang sama-sama memiliki ambisi besar dalam menguasai banyak daerah di dunia. Saat itu, Inggris berhasil menguasai Terusan Suez di Mesir.
Terusan Suez memiliki posisi strategis untuk digunakan oleh orang-orang seluruh dunia, termasuk Inggris tentunya, yang berniat agar mempermudah perjalanan armada lautnya ke wilayah Timur.
Apalagi, saat itu perusahaan minyak di Inggris berhasil menemukan 'calon ladang minyak baru' di Iran pada tahun 1911.
Biar bagaimanapun, Inggris berusaha keras agar dapat mendapatkan jalan membawa minyak dari Iran tersebut ke wilayah Barat melalui Palestina.
Sementara, Prancis sedang melebarkan sayap bisnisnya di kota-kota pelabuhan Laut Tengah, seperti Beirut, Tirus, dan Sidon. Biar bagaimanapun, Prancis harus memutar otak agar bisnis yang sedang mereka jalankan dapat berjalan dengan lancar.
Baca Juga: Kisah Singkat Yerusalem dalam Sudut Pandang 3 Agama
Demi mengamankan kepentingan dua negara ini dalam berbisnis, diam-diam, Inggris dan Prancis membentuk sebuah perjanjian rahasia yang dikenal sebagai Perjanjian Sykes-Picot.
Perjanjian ini ditandatangani oleh diplomat dari masing-masing negara tersebut, yaitu Mark Sykes dari Inggris dan Francois George Picot dari Prancis pada 16 Mei 1916.
Pembagian wilayah dalam perjanjian Sykes-Picot ternyata memiliki kaitan erat dengan jelang keruntuhan Kesultanan Turki Usmani yang semakin goyah.
Ketika itu, Inggris 'menguasai' Jordania, sebagian Irak (termasuk Baghdad), dan pelabuhan Haifa dan Acre. Sementara Prancis memutuskan untuk 'menguasai' Suriah, Lebanon, dan Cilicia.
Baca Juga: Baldwin IV: Raja Yerusalem yang Mengidap Sakit Lepra
Palestina, secara bersama-bersama dikontrol oleh kekuatan Sekutu. Ketika itu, Lembah Jordan berada di bawah pengaruh Inggris, sedangkan Yerusalem berada di bawah administrasi internasional.
Perlu diketahui, bahwa keputusan dan penandatanganan Perjanjian Sykes-Picot merupakan pelanggaran yang dilakukan oleh Inggris kepada Perjanjian McMahon-Hussein yang ditandatangani pada tahun sebelumnya, yaitu 1915.
Inggris saat itu berjanji bahwa pasca Perang Dunia I, wilayah yang sebelumnya dikuasai oleh Turki Usmani akan diberikan kepada orang-orang Arab, serta mendukung kemerdekaan negara-negara Arab, termasuk Palestina.
Artikel Terkait
Israel Kembali Menyerang!
Hal Yang Bisa Kita Renungkan Dari Perang Israel dan Palestina
Sinopsis Film Jojo Rabbit: Hitler dan Komedi Satir tentang Nazi dan Antisemitsme
Sejarah Yahudi Sebagai Sebuah Bangsa
Baldwin IV: Raja Yerusalem yang Mengidap Sakit Lepra
Kisah Singkat Yerusalem dalam Sudut Pandang 3 Agama
Awal Mula Kemunculan Zionisme Modern Hingga Terbentuknya Negara Israel
Deklarasi Balfour; Awal Sejarah Konflik Israel-Palestina Modern