Pada tahun 1930-an PGHB kembali memperjuangkan berdirinya organiasi keguruan dengan berkolaborasi dengan beberapa organiasi pergerakan nasional dan kepemudaan. Sebut saja Budi Utomo, Sarekat Ambon, Jong Celebes, dan lain-lain. Hingga akhirnya, pada tahun 1933, PGHB berganti nama menjadi Persatuan Guru Indonesia atau PGI.
Meskipun penamaan PGI kurang disukai oleh pemerintah kolonial karena mencantumkan nama 'Indonesia', namun PGI tidak berhenti berjuang, dan malah mulai melakukan kongres setiap tahunnya. Contohnya, pada tanggal 25-29 November 1936, PGI mengadakan kongres ke-25 di Madiun.
Dalam kongres tersebut, PGI tidak menyetujui perpindahan tanggung jawab pengajaran dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Alasannya, perlengkapan mengajar pemerintah daerah tidak memadai. Hal ini dikhawatirkan dapat mengakibatkan proses belajar-mengajar tidak berjalan efektif.
Baca Juga: Raden Mas Panji Sosrokartono, Kakak Raden Ajeng Kartini Ternyata Seorang Poliglot
Apalagi, pada saat itu Politik Etis sedang dilaksanakan. Salah satu poinnya, yaitu edukasi, tetap harus berjalan tanpa hambatan demi menghasilkan masyarakat Hindia-Belanda yang terdidik.
Meskipun terus berjuang dalam mengedepankan kualitas belajar-mengajar di Hindia Belanda, (salah satunya adalah keputusan diadakannya wajib belajar bagi siswa), namun PGI sempat mati suri di masa pendudukan Jepang. Saat itu, organisasi yang disinyalir dapat mengancam kedudukan Jepang di Indonesia diboikot dan tidak diberikan izin untuk berjalan.
Namun, pasca kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada tanggal 24-25 November 1945, PGI kembali mengadakan Kongres Guru Indonesia di Surakarta. Salah satu hasil dari kongres tersebut adalah kesepakatan para guru untuk bersikap netral dan tidak terikat organisasi manapun.
Artikel Terkait
Kenapa Bahasa Jawa Tidak Dijadikan Bahasa Nasional? Simak Penjelasannya Berikut Ini
Sinopsis Film Jojo Rabbit: Hitler dan Komedi Satir tentang Nazi dan Antisemitsme
Film Black Swan dan Delusi tentang Kesempurnaan Abadi
Perdagangan Rempah dalam Novel Kura-Kura Berjanggut Karya Azhari Aiyub
Contoh Pidato Amanat Pembina Upacara Hari Guru Nasional 2022, Singkat dan Menyentuh Hati Pendengar
Contoh Pidato Pendidikan tentang Menjadi Teladan di Era Media Sosial, untuk Peringatan Hari Guru 2022