NONGKRONG.CO - Bagi kamu yang sering pergi jauh ke luar kota menggunakan kereta api pasti jarang mengetahui kisah dan makna dari nama keretanya. Misalnya seperti KA Brantas, KA Joko Tingkir, KA Matarmaja, dan lainnya.
Maka tulisan ini akan membahas kisah dan makna dibalik nama-nama kereta api Indonesia.
Karena dasar yang dipakai kajian sejarah, pastinya akan menimbulkan kisah dan makna yang multitafsir disebabkan sumber-sumber yang digunakan.
Baca Juga: Adakah Hukuman untuk Orang-Orang yang Golput Pemilu?
Pertama, KA Kertajaya, Kertajaya atau Dandhang Gendhis merupakan raja terakhir dari Kerajaan Kediri yang memerintah sekitar tahun 1194-1222. Pada akhir pemerintahannya ia menyatakan ingin disembah sebagai dewa.
Kedua, KA Kalijaga, Kalijaga ia merupakan tokoh Walisongo yang berasal dari Tuban, lahir sekitar tahun 1450 M. Beliau berasal dari keluarga bangsawan dengan nama asli Raden Sahid.
Ketiga, KA Progo, diambil dari nama kali yang bersejarah dan mengaliri daerah Jawa Tengah hingga Yogyakarta. Konon ada mitos menurut sesepuh Sungai Progo, berkaitan dengan Pangeran Diponegoro dan Nyi Roro Kidul.
Baca Juga: Contoh Ceramah Orang Tua tentang Hidup Mandiri, Singkat, Tegas, Menyentuh Hati
Keempat, KA Brantas, diambil dari sungai yang penuh sejarah dan mengaliri daerah Jawa Timur. Sungai ini diperkirakan sudah ada sejak zaman Kerajaan Kuno di Jawa Timur sebagai tumpuan lalu lintas dan sekarang sungai ini dapat menghidupi 18 juta orang.
Kelima, KA Bengawan, diambil dari Sungai Bengawan Solo yang merupakan sungai terpanjang di pulau Jawa. Sungai ini sudah ada sejak Mataram Kuno yang digunakan sebagai lalu lintas perdagangan.
Anak sungai yang mendasari Bengawan Solo sendiri adalah Sungai Dengkeng yang berhulu di Gunung Merapi, melewati kota Surakarta (disebut juga kota Solo).
Baca Juga: Ide Lomba 17 Agustus yang Meningkatkan Kreativitas Anak
Keenam, KA Sembrani, Sembrani merujuk kepada hewan dan berasal dari bahasa kuno yang berarti kuda bersayap. Dalam cerita pewayangan kuda Sembrani adalah kuda tunggangan Batara Wisnu.
Ketujuh, KA Argo Bromo, dalam bahasa Jawa Kuno kata Argo adalah gunung. Orang-orang zaman dahulu percaya Gunung Bromo yang berada di Jawa Timur ini dianggap sebagai ‘sumber kesuburan’, sehingga harus dihormati dan dijaga.
Artikel Terkait
Wisata Sejarah Museum Kereta Api Ambarawa Untuk Menyambut Hari Libur Sekolah yang Telah Tiba
Sejarah Buya Hamka: Tokoh Nasional, Ulama, dan Sastrawan Indonesia
Kerajaan Singasari Di Bawah Pimpinan Raja Kertanegara
Asal Usul Bangsa Romawi dan Kekaisaran Romawi Timur Hingga Faktor Kejayaan dan Keruntuhan Romawi Timur
Mengenal Para Pelaku Utama dalam Masa Kolonialisme
Jejak Kolonialisme dalam Kebudayaan Lokal
5 Fakta Menarik tentang Penguasaan Kolonial di Indonesia
Peran Kolonialisme dalam Pembentukan Identitas Bangsa
Melihat Kolonialisme dari Sudut Pandang Generasi Muda
Perbandingan Pengalaman Kolonialisme di Berbagai Negara