NONGKRONG.CO - Saat ini, Islam merupakan agama yang dianut oleh mayoritas penduduk Indonesia. Tapi, Islam bukan merupakan agama orisinil Indonesia. Islam adalah agama impor yang diperkirakan datang dari beberapa daerah, yang kemudian diperkenalkan kepada penduduk Indonesia atau Nusantara.
Pada masa lampau, masyarakat Indonesia menganut sistem kepercayaan seperti animisme atau percaya kepada roh leluhur, dan dinamisme atau percaya kepada benda-benda tertentu yang memiliki kekuatan magis. Kemudian, agama dan kebudayaan Hindu-Buddha mulai masuk, berkembang, hingga berdiri kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha hingga berusia ratusan tahun.
Setelah itu, Islam perlahan masuk dan diperkenalkan oleh para pedagang dari Gujarat, maupun para musafir dari Arab. Islam pun mulai menyebar di kalangan masyarakat Indonesia. Ketika kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha seperti Sriwijaya dan Majapahit runtuh, mulailah berdiri kerajaan-kerajaan bercorak Islam seperti Samudra Pasai, Demak, bahkan Ternate dan Tidore.
Datangnya Islam ke Indonesia sendiri terhimpun dalam beberapa teori masuknya Islam; ada teori gujarat, teori persia, Teori Arab, dan Teori Cina. Berikut merupakan pemaparan singkat masing-masinig teori masuknya Islam ke Nusantara.
Baca Juga: Hamzah Fansuri dan Nuruddin ar-Raniri: Dua Tokoh Tasawuf Berbeda Aliran Asal Nusantara
teori gujarat dicetuskan oleh Pijnappel, seorang ilmwuan dari Belanda. Teorinya tersebut kemudian dikembangkan oleh Christian Snouck Hurgronje, seorang orientalis asal Belanda, dan J.P. Moquetta, Ilmuan asal Belanda.
Menurut Pijnappel, pada awalnya orang-orang Arab bermazhab Syafi'i melakukan migrasi ke India, khususnya di daerah Gujarat dan Malabar. Mereka pun menyebarkan Islam di daerah tersebut. Setelah penduduk Gujarat memeluk Islam, penduduk Gujarat tersebut yang kemudian membawa ajaran Islam ke Indonesia.
Sementara, menurut Snouck, para pedagang Islam datang ke Indonesia dan menyebarkan Islam. Ia juga berpendapat Islam masuk ke Indonesia sekitar abad ke-13 Masehi.
Beberapa bukti pendukung Islam berasal dari Gujarat dapat ditemukan pada batu nisan Sultan Malik al-Saleh, sultan pertama Samudra Pasai, dan makam Maulana Malik Ibrahim, salah seorang Walisongo tertua yang wafat pada tahun 1419 Masehi di Gresik. Kedua makam ini memiliki corak yang sama dengan corak batu nisan yang terdapat di daerah Cambay, Gujarat.
Selain itu, tulisan penjelajah asal Venesia, Marco Pola, juga mengatakan bahwa penduduk Perlak sudah memeluk Islam. Ketika itu diperkirakan terdapat peran pedagang India yang menyebarkan agama Islam di Perlak.
Meskipun begitu, teori gujarat mendapat bantahan dari G.E. Marrison, jurnalis asal Australia. Menurutnya, bukti berupa nisan makam yang bercorak Gujarat tidak cukup kuat. Apalagi, tahun yang tercetak pada makam Sultan Maluk al-Saleh menunjukkan angka 1297 Masehi, yang mana pada tahun tersebut, menurutnya wilayah Gujarat masih beragama Hindu.
Baca Juga: Perdagangan Rempah dalam Novel Kura-Kura Berjanggut Karya Azhari Aiyub
Artikel Terkait
Kajian Surat Al Baqarah ayat 45: Memahami Makna Istianah dengan Salat dan Tabah
Perjanjian Salatiga: Kisah Terbentuknya Kadipaten Mangkunegaran
Akulturasi Kebudayaan Hindu dalam Masjid Agung Demak
Kisah Kemunculan dan Kemunduran Kesultanan Cirebon
Kisah Singkat Yerusalem dalam Sudut Pandang 3 Agama
Khazanah: Tinggal Menghitung Hari Tanggal 1 Ramadhan 1444 H, Awal Bulan Suci Bagi Umat Islam Sedunia
Khazanah: Sibuk Meminta Maaf Kepada Siapa Sahaja Kenal Takkenal, Ingatkah Berbakti Kepada Orang Tua?
Khazanah: Pesantren Ramadhan, Kegiatan di Sekolah yang Menalurikan Indahnya Kebersamaan dan Kesederhanaan
Menelisik Sejarah Masjid Menara Kudus
Khazanah: Merindu Ramadhan