Nongkrong.co - Puasa dalam bahasa Jawa disebut dengan istilah "siyam" menurut penulis diambil dari bahasa Arab "shaum".
Puasa dalam masyarakat Jawa banyak macamnya. Misalnya: puasa Ramadhan,puasa sesuai tuntunan agama Islam.
Puasa Ramadhan dilakukan oleh masyarakat Jawa golongan santri. Sedangkan golongan abangan atau disebut Kejawen, memiliki bermacam-macam puasa, karena puasa bagi orang Jawa, disandingkan dengan bertapa dan dimaknai sebagai sarana mengekang hawa nafsu atau "hamesu budi" dengan tujuan mengasah sensitivitas rasa.
Macam-macam puasanya orang Jawa, diantaranya:
1. "Mutih": berpuasa dengan cara hanya makan segala hal yang tawar,tanpa rasa,tanpa garam. Jadi mereka yang berpuasa "mutih" hanya mengonsumsi nasi putih dan air putih. Umumnya "mutih" dilakukan dalam waktu 3 sampai 7 hari.
2. "Ngebleng": berpuasa dengan cara tidak makan,tidak minum,tidak sahur,tidak berbuka, tidur,tidak keluar rumah selama minimal 3 hari 3 malam sampai 7 hari 7 malam.
3. "Patigeni": berpuasa dengan cara "ngebleng" ditambah tidak menyalakan api,artinya berada di tempat yang gelap.
4. "Ngidang": puasa dengan cara hanya memakan sayur-sayuran dan air putih, seperti yang dilakukan oleh kijang.