Hantu pahlawan nonton film mungkin terdengar absurd, toh mereka mati dengan gagah dan kemungkinan tenang, apalagi mereka dihormati jasanya, mana mungkin mengganggu? Masak iya di suwarga sana mereka tidak dapat balasan hiburan atas jasanya? Tetapi, kota Solo pernah gempar karena hantu-hantu-pahlawan">hantu pahlawan konon ikut menonton bioskop.
“Gempar!!... Gempar!!.. Ada Majat Nonton Bioskop”
Begitulah judul salah satu berita di koran Berita Indonesia bertarikh 24 Maret 1962. Artikel itu singkat, tetapi menarik.
Peristiwa bermula ketika menjelang tengah malam dan Ura Patria (UP) Theater di Pasar Pon tengah memutar film horor. Tidak ada masalah apa pun pada awalnya, tetapi di tengah-tengah pemutaran, beberapa penonton di kelas III gempar karena tercium bau mayat. Maka seketika semua penonton di kelas III ribut dan kegemparan itu menyebar di tengah film horor yang masih terus berputar.
Di tengah keributan itu ada seorang lelaki tua yang meskipun tua tetap tegap dan tinggi gagah, tampak ikut menonton di bangku kelas III, dia diam saja selama keributan itu. Di tengah keributan, si lelaki tua bangkit dari kursinya, dan dengan tenang keluar dari gedung bioskop.
Setelah sedikit tawar-menawar dengan seorang tukang becak, si lelaki tua ini minta diantarkan ke taman Jurug. Tukang becak awalnya tidak curiga, dan dengan senang hati mengantarkan si lelaki tua. Tetapi, tiba-tiba di tengah jalan tukang becak juga mulai mencium bau mayat seperti para penonton di UP Theater.
Tukang becak mulai curiga, apalagi ia tahu tujuan dari si lelaki tua. Jurug adalah sebuah taman luas di pinggir Timur kota Solo. Pada tahun 1972 fungsi taman ini berubah menjadi taman satwa. Pada saat itu Sriwedari tengah dirombak dan semua satwa di sana dipindahkan ke taman Jurug.
Tetapi pada tahun 1962 daerah taman Jurug adalah daerah yang sepi. Letaknya yang tepat di seberang jalan dari Taman Makam Pahlawan Kusuma Bakti membuat tukang becak ketar-ketir dan mulai memikirkan hal aneh.
Benar saja, si lelaki tua meminta tukang becak berhenti di depan Taman Makam Pahlawan.