Geger Politik dan Sepakbola, Analisis Pada Peran Mega Atas Kegagalan Piala Dunia U 20 di Indonesia

- Jumat, 31 Maret 2023 | 05:51 WIB
Sepakbola dan Politik, analisis keterlibatan Mega atas kegagalan Piala Dunia U 20 di Indonesia (Han Gagas)
Sepakbola dan Politik, analisis keterlibatan Mega atas kegagalan Piala Dunia U 20 di Indonesia (Han Gagas)

NONGKRONG.CO - Saya gak percaya PDIP mencari simpati pemilih muslim, karena pemilih muslim yang gayeng soal Palestina itu kecil, dan segmennya sudah jelas milih PKS sebagai afiliasi gerakan ikhwanul muslimin di Indonesia!

Yang sedang dilakukan sekedar atraksi untuk mengetes loyalitas kadernya, bahkan untuk hal yang tentunya sangat tidak berkenan di hadapan Presiden Jokowi.

Popularitas Presiden Jokowi
Pada tahun 2018, Asian Games jadi ajang popularitas Jokowi yang luar biasa besar, kemenangan kedua kali pak Jokowi dengan dukungan yang makin solid membuat presiden lebih independen.

Bahkan tim di Asian Games pak Erik Thohir ditunjuk menjadi ketua Timses dan akhirnya jadi menteri BUMN.

Piala Dunia U-20, akan jadi second moment buat pak Jokowi dan juga pak Erik dan rombongan, penyelenggaraannya di 20 Mei-11 Juni, akan sedikit memberikan panggung bagi popularitas Pak Jokowi dan tim.

Nampaknya PDIP masih memendam was-was dengan last minutes action Pak Jokowi untuk menunda pemilu dan/atau mengubah UUD 1945 untuk maju Pilpres ketiga kalinya.

Ketakutan ini beralasan, karena sampai saat ini PDIP masih menyembunyikan bakal calon presiden dan berbagai negosiasi internalnya. Ada opsi pak Ganjar Pranowo ataupun mbak Puan Maharani, keduanya kader internal yang potensial diajukan bahkan diduetkan.

Malawan King Maker
Sedang Presiden Jokowi sebagai King Maker, bisa melakukan opsi penjegalan, misalnya dengan membawa Ganjar Pranowo sebagai kandidat kolisi yang dibangun di luar PDIP, kita sudah tahu sudah ada stand by koalisi yang siap mendukung apapun perintah presiden.

Tentu sinyal dukungan Presiden Jokowi ke Ganjar Pranowo sudah nyaring di internal PDIP, terutama pasca Projo berkumpul di GBK dan ada sinyal uban sebagai wahyu penerus. Dan sesekali Pak Jokowi juga melempar opsi Prabowo-Ganjar, atau pun kandidat lain.

Kepentingan presiden jelas menyangkut estafet pembangunan dan konsistensi untuk menjalankan program-programnya tanpa intervensi berlebihan dari partai manapun.

Disinilah, perang dingin terjadi Mega vs Jokowi, Bu Mega berani menyindir presiden Jokowi “kasian deh, tanpa PDIP” di ulang tahun partai, yang di dalamnya tidak mengundang partai manapun meski banyak tokoh non partai hadir.

Desakan internal untuk segera mendeklarasikan Ganjar juga kuat, tetapi sampai saat ini ditahan oleh Bu Mega yang menegaskan hak prerogatif ketua umum sebagai mandat kongres.

Kita tidak tahu persis apa yang ada di benak Bu Mega, baik terhadap capres mendatang ataupun ketakutannya pada manuver presiden Jokowi dan timnya.

Yang jelas, Bu Mega sangat PD, di luar itu, partai dan calonnya pasti menang. Hanya saja manuver Pak Jokowi, akan memastikan status quo, dimana presiden terpilih bebas dari ikatan partai, tentu kita tak lupa dengan narasi PETUGAS PARTAI di periode pertama yang akhirnya melunak seiring kemampuan presiden Jokowi dalam konsolidasi internal.

Halaman:

Editor: Rudy Han Gagas

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Benarkah Ganjar Pranowo yang Diinginkan PDIP?

Kamis, 18 Mei 2023 | 10:13 WIB
X