NONGKRONG.CO- Buku adalah alat bagi sebagian orang, namun bagi makhluk lainnya buku juga menjadi sebuah karya yang harus disantap setiap hari seperti halnya bernafas. Namun apa yang akan kalian lakukan jika tidak memiliki buku yang ingin dibaca?
Ketika ingin membelinya malah terhalang finansial yang tidak sesuai dengan keinginan, mengingat harga buku lebih mahal dari pada sebungkus lalapan ayam komplit.
Alhasil perpustakaan menjadi sarana bagi kaum tersebut menikmati buku secara cuma-cuma. Terutama perpustakaan yang memiliki tempat strategis seperti halnya milik kampus, maka para mahluk kelaparan akan bacaan tersebut akan berbondong-bondong menuju perpustakaan hampir setiap hari.
Baca Juga: 25 Tahun dan Hal-hal Krisis Yang mengikutinya
Namun apa jadinya jika perpustakaan tersebut memiliki beberapa kendala yang cukup sentral? Seperti jam buka dan jam tutup misalnya?
Tidak bisa dipungkiri minat baca Indonesia masih terbilang rendah. Hal ini tentu bukan hanya keinginan masyarakatnya untuk mengenal buku saja yang kurang, melainkan karena beberapa faktor lain yang cenderung menjadi alasan terhambatnya laju literasi di bumi ibu pertiwi.
Salah satu faktor utama adalah harga buku yang sangat mahal. Harga yang dicantumkan toko buku ternama seperti Gramedia dan Togamas cenderung tidak ramah di kantong kawan-kawan pegiat literasi yang pada umumnya masih belum merdeka secara finansial, namun sangat ingin memperjuangkan minat baca bangsa.
Baca Juga: Luffy Dan Hal Yang Perlu Kita Tiru!
Hal ini akhirnya diakali dengan adanya sebuah tempat bersama bernama perpustakaan. Namun sayangnya karena terbentur beberapa peraturan (yang sebenarnya menurut saya tidak perlu) Perpustakaan malah menjadi tempat yang tidak ramah bagi beberapa para mahasiswa.
Artikel Terkait
KRL…, Oooh KRL…!
Bolehkah Berkarya Tanpa Hati
Gudhege Simbok
Umi Dan Puisi Yang Layak Ditemukan
Perbedaan Yang Ditentang!
Hari Raya Idul Adha Akan Tiba, Inilah Niat Puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah Lengkap