• Jumat, 29 September 2023

Mencandrakan Ciri-Ciri Seorang Da'i

- Selasa, 14 Juni 2022 | 13:38 WIB
al-Habib Umar ibn Muhammad ibn Salim ibn Hafidz, Seorang Da'i Ila-llah (jatman.or.id)
al-Habib Umar ibn Muhammad ibn Salim ibn Hafidz, Seorang Da'i Ila-llah (jatman.or.id)

Nongkrong.co - baru-baru ini, publik Indonesia dihebohkan dengan kasus rendang babi, sebuah kasus yang sebenarnya tak layak dihebohkan. Kasus ini berawal dari cuitan seorang muslim bernama Hilmi Firdausi di akun twitternya. Beliau menulis biografi di akun twitternya sebagai seorang Da'i, penulis, pengusaha muslim, owner SIT Daarul Fikri, dan pengasuh PPA Yatim Dhuafa Baitul Qur'an Assa'adah.

Jujur saja, saya sebenarnya tidak terlalu tertarik dengan kasus ini, hingga secara tak sengaja, saya menemukan fakta menarik dari Ustad Hilmi Firdausi ini. Fakta menarik itu adalah pengakuan beliau sebagai seorang Da'i. Melalui pengakuan ini, saya tertarik untuk mendidik diri saya sendiri: ciri-ciri apa yang perlu saya kenali dari seseorang yang bergelar da'i (sejati). Apakah mereka yang mampu berceramah secara otomatis adalah seorang da'i pula?

Meski sebagian orang menerjemahkan da'i dengan penceramah, saya yakin da'i tidaklah sebangun dengan penceramah. Akibat perkembangan teknologi informasi yang pesat, hampir semua orang merasa mampu membuat konten ceramah. Padahal, mampu membuat konten bukanlah satu-satunya hal yang dibutuhkan oleh seorang da'i. Pemerintah dan sebagian umat Islam menyayangkan maraknya aktivitas ceramah yang dianggap cenderung keluar dari koridor maslahah, baik secara syariat maupun secara kehidupan berbangsa dan bernegara. Wajar saja, jika pemerintah melalui Kementerian Agama sejak era Menteri Lukman Hakim Saifuddin lantas melemparkan wacana untuk melaksanakan Sertifikasi terhadap para Da'i.

Da'i ditinjau secara bahasa berasal dari kata da'watan yang artinya seruan, atau ajakan. Da'i merupakan isim fa'il, subyek yang aktif melakukan kegiatan (dakwah). Fi'il amr (kata kerja perintah) dari kata ini adalah ud'u. Sedangkan mad'u merupakan isim maf'ul, obyek yang didakwahi. Jadi, secara istilah, da'i adalah seseorang yang aktif menyeru, mengajak, memanggil seseorang lainnya untuk membangun masyarakat sesuai koridor (agama) Islam.

Di samping pengertian di atas, sebagian ulama memberikan istilah yang lebih jelas mengenai kategori da'i, yakni ad-Da'i Ilallah. Salah seorang yang digelari dengan gelar ini adalah Sayyidil Habib Umar Ibn Muhammad Ibn Salim Ibn Hafidz hafizhahullahu ta'ala. Beliau lahir pada Senin, 27 Mei 1963 di Tarim, Hadramaut, Yaman. Sampai dengan hari ini, banyak santri Indonesia yang menuntut ilmu di pondok pesantren beliau, Darul Musthafa di Hadramaut. Lulusan pesantren ini telah melahirkan banyak da’i yang aktif meneruskan perjuangan dakwahnya di berbagai daerah di Indonesia.

Perjuangan dakwah ini tentu tidak sesederhana berceramah. Untuk menilik secara ringkas, al-Quran memberikan teknik-teknik dakwah dalam QS An-Nahl ayat 125:

ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ ﴿النحل: ١٢٥

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya. Dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk."

Melalui ayat di atas, saya menarik pelajaran bahwa seorang da'i mestilah termasuk ahli hikmah. Dengan kualitas ahli hikmah inilah, seorang da'i akan mampu menyampaikan pelajaran yang hasanah, dan mampu merumuskan praktik bermujadalah dalam cara-cara yang terbaik. Tentu saja, ayat yang ringkas ini masih perlu dilanjutkan dengan berpuluh-puluh kalimat yang akan menjelaskan dengan lebih baik teknik-teknik berdakwah yang mesti dikuasai oleh seorang da'i.

Pada titik ini, setidaknya, saya mampu menarik kesimpulan penting: aktivitas dakwah tak cuma soal materi dakwahnya, melainkan terkait erat dengan kualitas personal seorang da'i. Kualitas da'i sejati ini dibutuhkan untuk meramu materi dakwah terbaik sesuai konteks dakwah yang selalu berkembang sesuai zaman.

Pada tahap selanjutnya, saya perlu merinci kualitas personal seorang da'i berdasarkan ciri-ciri tertentu. Mengingat seorang da'i mestilah menguasai kualitas seorang ahli hikmah, padahal, mereka yang menyandang gelar ahli hikmah, dalam banyak literatur, tak lain dan tak bukan adalah seorang Sufi maka seorang da'i mestilah seseorang yang memiliki ciri-ciri pengamal tasawuf sejati. Sehingga, ciri-ciri seorang da'i setidaknya mesti sebanyak mungkin memenuhi ciri-ciri sebagaimana yang dimiliki oleh pengamal tasawuf ini.

Baca Juga: Keutamaan Zikir: Mengingat Allah Swt dengan Hati

Dalam kitab Ma hiyyah at-Tashawwuf wa Simatu Ahlih, al-Habib Umar ibn Muhammad ibn Salim ibn Hafizh menulis sepuluh ciri-ciri ahli tasawuf. Kesepuluh ciri-ciri itu adalah sebagai berikut:

Ciri pertama; memiliki pengetahuan tentang al-Quran dan Sunnah.

Yang dimaksud pengetahuan ini tidak sekedar pengetahuan yang lahir dari pembacaan teks secara literal, melainkan juga pengetahuan pada taraf hakikat. Imam Abu Bakar al-Adni ibn Abdullah al-'Aydrus ra berkata:

Halaman:

Editor: Ahmad A. Na’im-i

Tags

Terkini

Peran Penerjemah dalam Komunikasi Global

Selasa, 26 September 2023 | 19:49 WIB

Fundamental Kuat, BRI Optimis Tumbuh Berkualitas

Senin, 25 September 2023 | 14:25 WIB

Kaget, Ternyata Erick Thohir Jago Dance Kpop!

Senin, 25 September 2023 | 07:25 WIB

Lifestyle: Mengelola Sampah Rumah Tangga

Jumat, 22 September 2023 | 19:00 WIB

Lifestyle: Dampak Buruk Penggunaan Sosial Media

Kamis, 21 September 2023 | 21:00 WIB
X