Nongkrong.co - Hari ini, 1 Mei 2022, hari Minggu pertama di bulan Mei adalah sekaligus Hari Pekerja Internasional (May Day). Pemerintah Indonesia mengakui May Day dan menjadikannya hari libur resmi. Tahun 2013 silam, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meneken Peraturan Presiden yang menetapkan 1 Mei sebagai Hari Buruh dan dijadikan hari libur nasional.
Tidak semua negara secara resmi mengakui peringatan May Day, termasuk Amerika Serikat. Sebagian sejarawan mengatakan, Amerika Serikat mengkhawatirkan adanya persatuan kelas pekerja di seluruh dunia.
Peter Linebaugh, pengarang buku The Incomplete, True, Authentic, and Wonderful History of May Day, mengatakan bahwa prinsip patriotisme nasional telah digunakan untuk melawan agenda bersatunya kelas pekerja atau persatuan Serikat Pekerja secara internasional. Sementara itu, kelas pemodal justru dapat menyatukan diri secara internasional melalui berbagai instrumen keuangan, seperti transaksi saham di Bursa Efek.
Sejauh ini, sebagian besar isu May Day dikaitkan dengan perlawanan terhadap ide-ide kapitalisme. Meski demikian, tidak ada yang benar-benar ajeg mengenai makna apa yang dirujuk pada kata buruh/pekerja, dan kapitalisme itu sendiri. Hal ini disebabkan adanya perbedaan pandangan hidup yang ada di dalam tiap kebudayaan masyarakat.
Di dalam kebudayaan inilah, tiap orang diarahkan untuk berperilaku sesuai asumsi-asumsi implisit yang dipedomani seluruh anggota masyarakat. Tentu saja, asumsi-asumsi ini dapat berubah tiap zamannya.
Dahulu kala, makna kerja tak mesti dikaitkan dengan status aktivitas seseorang dalam suatu perusahaan. Kerja juga tak selalu berarti mencari uang untuk kebutuhan hidup. Sehingga, bekerja dan pekerjaan dapat dipisahkan sebagai dua hal yang berbeda. Hal ini terjadi akibat adanya alienasi (keterasingan) sebagaimana yang ditemukan oleh Erich Fromm. Dalam lain kalimat, seseorang bekerja tetapi tidak dapat menikmati hasil pekerjaannya itu.
Baca Juga: Pelajari 10 Hal ini Sebelum Mengganti Pekerjaan Lama dengan Pekerjaan Baru
Senada dengan ungkapan alienasi pada masyarakat modern, Konfusius, hidup sekitar 2500 tahun yang lalu, pernah berkata: Pilihlah pekerjaan yang kamu cintai, maka kamu tidak akan pernah bekerja seharipun. Ini berarti, makna kerja tidak selalu terkait dengan hal-hal yang material. Lebih dari itu, Konfusius menekankan adanya kebutuhan non material yang lebih mendominasi aspek bekerja.
Dalam hal non material inilah, apa yang disampaikan Konfusius dapat mudah dipahami oleh masyarakat yang memegang kebudayaan Jawa. Misalnya, konsep "sugih tanpa banda" dalam masyarakat Jawa jelas mengacu kepada hal-hal non material ini.
Artikel Terkait
Siap-siap, Kemenkes Buka Formasi ASN/PPPK 200 Ribu Tenaga Kesehatan Honorer
99 Lokasi Direncanakan Sebagai Titik Rukyatulhilal Awal Syawal 1443 H/2022 M