Filosofi Jawa: Aja Adigang, Adigung, Adiguna

- Sabtu, 18 Maret 2023 | 10:00 WIB

NONGKRONG.CO ---Filosofi jawa. Aja Adigang, Adigung, Adiguna ‘Jangan menyombongkan kekuasaan, kekuatan, dan kepandaian’. Filosofi jawa ini sangat populer di kalangan orang jawa. Terutama untuk menasihati mereka yang sedang berkuasa dan menyalahgunakan kekuasaannya.

Orang jawa menekankan pitutur luhur ini pada mereka yang berkuasa atau memimpin, karena merekalah yang cenderung memiliki kekuatan dan kepandaian.

Sayang sekali kalau kekuatan dan kepandaian itu disalahgunakan. Bahkan tidak memberikan manfaat apapun pada khalayak luas.

Baca Juga: Cerkak: Omah Pinggir Kali

pitutur luhur aja adigang, adigung, adiguna secara umum memang untuk khalayak luas, segala tingkatan kelas sosial. Namun secara khusus ditujukan pada penguasa, pemimpin.

Harapan orang jawa, sebisa mungkin mereka yang memiliki kekuasaan, dapat memanfaatkan kekuatan dan kepandaiannya untuk kebaikan.

Selain itu, orang jawa juga selalu mengingatkan bahwa di atas langit masih ada langit. Artinya mereka yang berkuasa itu selalu ada yang lebih berkuasa. Bahkan sampai para penguasa tertinggi, masih ada penguasa yang sejati. Itulah Tuhan yang Maha Menguasai Langit dan Bumi.

Baca Juga: Cerkak: Paket

Jadi sudah benarlah kalau diperintahkan pada penguasa aja adigang, jangan mentang-mentang berkuasa. Kekuasaan yang digunakan dengan sewenang-wenang, pada akhirnya akan berbalas karma buruk pada pelakunya.

Pun perintah dengan pitutur luhur aja adigung, jangan mentang-mentang kuat dan besar, lalu menindas yang lemah dan kecil. Mereka yang ditindas itu, seketika bisa jadi tidak akan bisa membalas.

Namun bisa pula pada kesempatan yang lain, akan berbalik menjadi kuat dan besar. Akhirnya mereka melakukan tindakan pembalasan. Balasan itu bisa jadi lebih besar dan lebih mengerikan daripada yang dipikirkan.

Baca Juga: Cerkak: Nalika Ing Bandara

Perintah dengan pitutur luhur aja adiguna, jangan mumpung pandai atau pintar lalu menggunakan kepandaiannya untuk menipu atau mengakali orang lain. Bisa jadi saat orang lain lebih bodoh, ia tidak mengerti. Ia juga tidak bisa membalas perbuatan si pintar. 

Namun bagaimanapun juga, ada pitutur luhur orang jawa lainnya yang harus diingat, Gusti ora sare yang berarti Tuhan tidak tidur. Tuhan akan selalu dengan tepat menghitung setiap kebaikan dan keburukan yang ada.

Halaman:

Editor: Ari Wulandari

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Filosofi Jawa: Aja Aleman

Jumat, 31 Maret 2023 | 11:00 WIB

Filosofi Jawa: Agama Ageming Aji

Jumat, 31 Maret 2023 | 10:00 WIB

Herbal Jawa: Markisa untuk Vitalitas

Kamis, 30 Maret 2023 | 10:00 WIB

Filosofi Jawa: Adol Lenga Kari Busike

Minggu, 19 Maret 2023 | 10:00 WIB

Filosofi Jawa: Aja Adigang, Adigung, Adiguna

Sabtu, 18 Maret 2023 | 10:00 WIB

Herbal Jawa: Ginseng Menguatkan Badan

Minggu, 12 Maret 2023 | 10:00 WIB

Herbal Jawa: Lemon Melangsingkan Badan

Sabtu, 11 Maret 2023 | 10:00 WIB

Filosofi Jawa: Adhang-adhang Tetesing Embun

Sabtu, 4 Maret 2023 | 10:00 WIB

Filosofi Jawa: Adedamar Tanggal Pisan Kapurnaman

Selasa, 28 Februari 2023 | 16:00 WIB

Filosofi Jawa: Anak Polah Bapa Kepradah

Selasa, 28 Februari 2023 | 15:00 WIB

Herbal Jawa: Teh Hijau untuk Melangsingkan Badan

Senin, 27 Februari 2023 | 18:00 WIB

Herbal Jawa: Susu Bubuk untuk Menghaluskan Wajah

Senin, 27 Februari 2023 | 17:00 WIB

Herbal Jawa: Kopi untuk Menghaluskan Kulit

Senin, 27 Februari 2023 | 16:00 WIB

Herbal Jawa: Cokelat untuk Masker Wajah

Senin, 27 Februari 2023 | 15:00 WIB

Herbal Jawa: Kacang Hijau untuk Mengatasi Asam Lambung

Senin, 27 Februari 2023 | 14:00 WIB

Cerkak: Omah Pinggir Kali

Minggu, 19 Februari 2023 | 10:00 WIB

Filosofi Jawa: Gusti Mboten Sare

Sabtu, 18 Februari 2023 | 10:00 WIB

Herbal Jawa: Terong Mengatasi Insomnia

Jumat, 17 Februari 2023 | 19:00 WIB
X