• Minggu, 24 September 2023

Arti Sebuah Kehilangan Dibuat dalam Bentuk Puisi, Simak!

- Selasa, 23 Mei 2023 | 18:00 WIB
Siswa-siswi TRK Nonomeo Kelas 6 yang mengikuti ujian. Mereka akan menemui waktunya untuk bersikap tulus meninggalkan seragam merah putih (Imelda Nabuasa)
Siswa-siswi TRK Nonomeo Kelas 6 yang mengikuti ujian. Mereka akan menemui waktunya untuk bersikap tulus meninggalkan seragam merah putih (Imelda Nabuasa)

NONGKRONG.CO - Setiap manusia pernah dan akan menemukan dan merasakan makna kehilangan. Tanpa terkecuali.

Masing-masing orang akan menemukan gilirannya sendiri untuk menerima takdir kehilangan. Kata kehilangan dapat ditafsir secara umum, yakni kehilangan materil, waktu, energi, maupun kehilangan manusia.

Setiap manusia yang merasakan kehilangan tentunya mengalami kondisi batin dan sikap yang berbeda-beda.

Baca Juga: Contoh Teks Eksplanasi tentang Minat Baca, Duta Baca, dan Manfaat Membaca

Sebagian orang akan memilih pergi, sebagiannya memilih alkohol sebagai jalan terbaik, sebagiannya tetap syukuri kehilangan, bahkan ada pula yang memilih mencabut nyawanya sendiri.

Nah, jika dalam dunia pendidikan, khususnya ranah sastra, kata kehilangan dapat dibahas dalam bentuk lisan maupun tulisan. Jika ditulis, maka akan menjadi karya fiksi maupun non fiksi.

Maka dalam artikel ini, Nongkrong.co akan merekomendasikan puisi karya Defri N Sae tentang tema kehilangan yang berjudul "Tak Lengkap" dan kepada pembaca dapat digunakan sebagai referensi dalam dunia pendidikan.

Baca Juga: Contoh Pidato Persuasif Tentang Aktif Berorganisasi, Singkat, Jernih, Mudah Dipahami

Puisi Defri N Sae dapat dibaca dan dipahami, dan selebihnya dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Silakan membaca puisi tersebut di bawah ini.

Tak Lengkap

Saban hari
aku berlari ke negeri kahyangan
mencari dan meratap penuh tangis
setelah bencana membagi langkah kita.

Kau yang pergi
meninggalkan air keruh di kedua bola mata
meneteskan perihal duka tanpa narasi
tak ada keterangan apa-apa.

Baca Juga: Inilah 10 Kebiasaan Orang Cerdas Secara Emosional untuk Meningkatkan Kualitas Hidup!

Kepada tanah yang sedia kala menerima rindu dan luka
masih ikhlas menerima takdir manusia
demi sebuah pemulihan hati yang patah berulang kali
ia menerima air mata yang terus terpukul di bebatuan dan sabana.

Halaman:

Editor: Noor Wahid Al-Mutakassirah

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Democrazy, eh Demokrasi: cerpen Trip Umiuki

Minggu, 17 September 2023 | 17:26 WIB

Teks Eksplanasi tentang Bagaimana Terjadinya Hujan

Kamis, 14 September 2023 | 21:24 WIB

Negeri Tempe, Bukan Bangsa Tempe: cerpen Trip Umiuki

Kamis, 24 Agustus 2023 | 17:00 WIB

Sholawat Asyghil dan Kondisi Negeri Terkini

Minggu, 20 Agustus 2023 | 06:17 WIB

GORO-GORO di Hari Puisi Indonesia

Kamis, 27 Juli 2023 | 21:20 WIB
X