NONGKRONG.CO - Pesta demokrasi sudah bergeliat cha cha cha kendati Pemilu 2024 masih lima bulan di depan. Mulai memanas.
Dari elite politik sampai dengan wong awam mulai bersilat sehat tak sehat. Bercha cha cha di beragam media termasuk media elektronik dan media sosial. Saling caci, saling maki, saling sindir, saling fitnah, dan saling silang.
Sementara itu, Hari Demokrasi Internasional 15 September 2023 berlalu begitu saja. Seperti angin lalu meninjau kembali demokrasi di dunia.
Bahwa jelang Pemilu 2024 suhu politik mulai memanas jadi ingat wawancara wartawan dengan Gus Dur sekian pemilu yang laloe.
Ditanya parpol mana yang memiliki berpeluang besar memenangkan pemilu, jawabnya:
Yang menang ya yang dipilih mayoritas rakyat. Soalnya pemilihan sekarang kan dipilih langsung oleh rakyat.
Disinggung ihwal pembodohan terhadap rakyat dalam kampanye, jawab Gus Dur:
Soalnya kalau pintar, rakyat nggak bakalan milih parpol-parpol itu. Karena orang pintar kan milih Tolak Angin.
Sya la la, turunlah, maka, cerpen Trip Umiuki berikut dari beranda:
Democrazi, eh Demokrasi
Baca Juga: 15 Twibbon HARHUBNAS 2023 Buat Puncak Perayaan Hari Perhubungan Nasional Tanggal 17 September 2023
Kuseruput kopi paling hitam pagi ini. Paling lezat jelang pemilihan kepala desa di kampungku. Kopi impor dari Lampung yang diseduh dengan cinta; dengan gula setengah sendok zonder diaduk. Wawww... merdeka rasanya.
Sekali lagi kuhirup aromanya, kutempelkan dengan mesra bibirku di ujung cangkir. Sruputtt.... Kuseruput kopi hingga terasa udara beraroma ikut kulonuwun ke mulut. Wawww... merdeka rasanya.
Istriku yang ternyata berdiri di sampungku tertawa geli. Mungkin dia tahu tanganku mencari-cari sebatang rokok di saku baju.
He he he... lupe.... Sudah beberapa minggu putus hubunganku dengan rokok.
Istriku jadi tampak cantik sekali dengan senampan pisang paling goreng. “Masih anget, Mas,” katanya dengan senyum menggoda. Kupegang kedua pergelangan tangannya begitu nampan berpindah ke meja beranda. “Ssttt! Itu anak-anak pada ngintip dari balik gorden!” desisnya melepaskan diri dari kemungkinan-kemungkinan yang mungkin.
Apa boleh bulat. Nggerundel aku dalam hati. “Awas nanti malam!” balasku sengit. Istriku balik ke dalam; melenggang genit
Baca Juga: Amanat Pembina Upacara SMP tentang Kebiasaan Membaca, Relevan, Singkat, Mudah Dimengerti
Artikel Terkait
Trilogi Cerpen Maya: Maya dan Selesap Pelangi karya Trip Umiuki
Trilogi Cerpen Maya: Dunia Maya karya Trip Umiuki
Sayup Azan Isya Jelang Peringatan Isra Miraj Tiba, cerpen karya Trip Umiuki
Cerpen Buku-Buku Kirana Karya Laras Sekar Seruni
Mau Bisa Menulis Cerpen? Simak Langkah Mudah Menulis Cerpen!
Cerpen Aiko dan Kehidupan Barunya
Anda Pernah Merasakan Kehilangan? Baca Cerpen Afny Jenita Tentang Rindu di Sini
Cerpen: Lelaki yang Tak Berkata-kata
Negeri Tempe, Bukan Bangsa Tempe: cerpen Trip Umiuki
Perbedaan Antara Novel dan Cerpen: Teks Eksplanasi untuk Tugas Bahasa Indonesia, Singkat, Padat, dan Tepat